Pendekar Mabuk - Sonny Ogawa

Halaman

    Social Items

Serial Pendekar Mabuk

Karya : Suryadi
Cerita Silat Indonesia Serial Pendekar Mabuk Karya Suryadi
Cuplikan
Deru suara air terjun memekakkan telinga. Curahan airnya yang bening menghantam bebatuan, pecah dan berubah menjadi gumpalan air yang mengaliri sungai dangkal di Jurang Lindu itu. Sungai yang penuh dengan batu-batu gurung berwarna hitam kelam, menjadi tempat melejitnya tubuh kekar berikat kepala kulit ular hijau pupus.

Kaki pemuda itu melompat dari satu batu ke batu lainnya hanya menggunakan ujung jempol kakinya saja pada waktu menapak di salah satu batu. Bekas tapakan ujung jempol kaki itu menimbulkan asap tipis, yang lama kelamaan membuat batu itu menjadi hancur sebagian kecil. Sepertinya batu itu mengalami kerapuhan dimakan usia beratus-ratus tahun. Kekuatan tenaga dalam yang tersalur melalui ujung jempol kakinya itulah yang membuat batu menjadi rapuh dan hancur dalam bentuk serpihan lembut.

Lima buah pisau kecil melesat dari suatu tempat. Kelima pisau kecil itu melayang cepat bagaikan kilat, menuju ke arah pemuda yang sedang bersalto dari batu ke batu. Putaran saltonya tampak lebih cepat lagi hingga tak terlihat gerakan jungkir baliknya, sampai akhirnya pemuda itu berdiri tegak di atas sebuah batu runcing dengan menggunakan satu kaki.

la segera memeriksa tabung bambu berisi tuak yang digendongnya di bagian punggung. Ternyata kelima pisau terbang tadi berhasil ditangkisnya dengan tabung bambu. Kelima pisau itu menancap berjajar dari atas ke bawah di tabung tuak yang disebutnya bumbung itu. Pemuda, berkemeja komprang warna hijau muda dengan celananya yang juga berwarna hijau muda itu, tersenyum sambil mencabuti lima pisau yang menancap di bumbungnya.

la melirik ke arah daratan, di bawah sebuah pohon, seorang kakek berjubah kuning sedang tersenyum pula kepadanya. Kakek itulah yang tadi melemparkan lima pisau berkecepatan bagai kilat itu. Pemuda yang mengenakan ikat pinggang dari kain warna merah tua tak lain adalah Suto Sinting alias Pendekar Mabuk, si bocah tanpa pusar yang diangkat murid oleh si Gila Tuak.

Pendekar Mabuk - Suryadi
Kisah selanjutnya;

Pendekar Mabuk

Serial Pendekar Mabuk

Karya : Suryadi
Cerita Silat Indonesia Serial Pendekar Mabuk Karya Suryadi
Cuplikan
Deru suara air terjun memekakkan telinga. Curahan airnya yang bening menghantam bebatuan, pecah dan berubah menjadi gumpalan air yang mengaliri sungai dangkal di Jurang Lindu itu. Sungai yang penuh dengan batu-batu gurung berwarna hitam kelam, menjadi tempat melejitnya tubuh kekar berikat kepala kulit ular hijau pupus.

Kaki pemuda itu melompat dari satu batu ke batu lainnya hanya menggunakan ujung jempol kakinya saja pada waktu menapak di salah satu batu. Bekas tapakan ujung jempol kaki itu menimbulkan asap tipis, yang lama kelamaan membuat batu itu menjadi hancur sebagian kecil. Sepertinya batu itu mengalami kerapuhan dimakan usia beratus-ratus tahun. Kekuatan tenaga dalam yang tersalur melalui ujung jempol kakinya itulah yang membuat batu menjadi rapuh dan hancur dalam bentuk serpihan lembut.

Lima buah pisau kecil melesat dari suatu tempat. Kelima pisau kecil itu melayang cepat bagaikan kilat, menuju ke arah pemuda yang sedang bersalto dari batu ke batu. Putaran saltonya tampak lebih cepat lagi hingga tak terlihat gerakan jungkir baliknya, sampai akhirnya pemuda itu berdiri tegak di atas sebuah batu runcing dengan menggunakan satu kaki.

la segera memeriksa tabung bambu berisi tuak yang digendongnya di bagian punggung. Ternyata kelima pisau terbang tadi berhasil ditangkisnya dengan tabung bambu. Kelima pisau itu menancap berjajar dari atas ke bawah di tabung tuak yang disebutnya bumbung itu. Pemuda, berkemeja komprang warna hijau muda dengan celananya yang juga berwarna hijau muda itu, tersenyum sambil mencabuti lima pisau yang menancap di bumbungnya.

la melirik ke arah daratan, di bawah sebuah pohon, seorang kakek berjubah kuning sedang tersenyum pula kepadanya. Kakek itulah yang tadi melemparkan lima pisau berkecepatan bagai kilat itu. Pemuda yang mengenakan ikat pinggang dari kain warna merah tua tak lain adalah Suto Sinting alias Pendekar Mabuk, si bocah tanpa pusar yang diangkat murid oleh si Gila Tuak.

Pendekar Mabuk - Suryadi
Kisah selanjutnya;