Harga Kopi Murah, Petani Menjerit - Lampung adalah salah satu Propinsi penghasil kopi yang cukup terkenal di pulau Sumatra. Perkebunan kopinya tersebar di Kabupaten Lampung Barat, Lampung Utara, Way Kanan dan Kabupaten Pesawaran.
Lampung juga merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Tanah Air. Sebagian besar masyarakat didaerah tersebut mengembangkan komoditas kopi sebagai mata pencaharian utama selain Lada dan Karet.
Namun belakangan ini, khususnya setelah lebaran harganya turun drastis. Kondisi ini membuat petani kopi di Lampung terutama di Lampung Utara pun menjadi kecewa.
“Saat ini kita kecewa karena harganya anjlok” kata salah satu keluarga saya di Kecamatan Ulu Sungkai, Kabupaten Lampung Utara. Ulu Sungkai merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Lampung Utara.
Hampir seluruh kecamatan di Lampung Utara menghasilkan kopi. Menurut saudara yang juga petani kopi mengungkapkan, sebelum lebaran harga kopi masih diatas 20 ribu rupiah per kilogram, namun setelah lebaran harga kopi anjlok di kisaran harga 16-17 ribu per kilogram.
Petani pun lalu berusaha memanen kopi untuk mengejar harga yang tinggi ini. Tetapi, usaha tersebut tak terkejar karena sistem pengeringan masih menggunakan cara tradisional yaitu mengandalkan sinar matahari sehingga untuk membuat kopi kering membutuhkan lima sampai tujuh hari.
Inilah nasib jadi petani kopi. Harga tidak bisa diprediksi, terkadang harganya melambung tinggi, dilain waktu harganya anjlok. Ternyata semerbak mewangi yang keluar dari kopi. Sayangnya, harga kopi tidak sewangi aroma kopi.
Baca juga: Manfaaf kopi bagi kesehatan
Harapannya kedepan semoga pemerintah memperhatikan nasib petani kopi dan mencari solusi agar harga kopi dipasaran menjadi tinggi dan stabil.