Mengintip Asal Muasal Dibalik Keindahan Danau Toba - Sonny Ogawa

Halaman

    Social Items

Mengintip Asal Muasal Di Balik Keindahan Danau Toba - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki segudang destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Mulai dari Raja Ampat di Papua hingga Aceh. Tak cukup sampai disitu, masih banyak lagi wisata yang menarik di Indonesia.

Namun, pada kesempatan kali ini sonnyogawa.com akan mengajak pembaca untuk mengintip asal usul dibalik keindahan Danau Toba, baik itu dari versi ilmiah maupun versi legenda.

Mengintip asal muasal dibalik keindahan danau toba

Danau Toba yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 km dan berada diketinggian 900 meter di atas permukaan laut serta memiliki kedalaman kira-kira 450 meter. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Jika dilihat secara ilmiah, terbentuknya danau Toba adalah proses vulkanik yang terjadi akibat adanya letusan supervolcano Gunung Toba sekitar 74.000 tahun silam. Namun, tidak bisa dipungkiri adanya legenda lain yang berkisah tentang terbentuknya danau Toba. Sebagaimana kita ketahui, setiap gunung atau danau di Indonesia biasanya dihiasi dengan cerita legenda dan mitos-mitos tertentu yang menyertainya.

Asal-Usul Danau Toba versi Ilmiah

Asal usul danau toba

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan gunung berapi (supervolcano) yang paling dahsyat dalam sejarah dimuka bumi ini.

Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat.

Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama. Selama 2 minggu debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.

Sebelumnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali. Letusan pertama terjadi sekitar 840 juta tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.

Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 juta tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat.

Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.

Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

folktalesnusantara.blogspot.com

Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan supervolcano Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.

Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya padang rumput atau sabana. Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim peneliti menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi Danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.

Asal-Usul Danau Toba Versi Legenda

Legenda asal usul danau toba
sharethisya.blogspot.co.id

Alkisah, pada zaman dahulu kala di sebuah desa di wilayah Sumatera, hiduplah seorang petani bernama Toba. Toba hidup menyendiri sebatang kara di sebuah lembah yang subur. Toba rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak cukup luas. Toba bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah.

Bukan hanya menjadi sebagai petani saja, tapi Toba juga sering memancing setelah aktivitas di ladangnya selesai. Toba sangat beruntung dalam hal memancing karena ikan dengan mudah dia dapatkan. Karena di sungai itu ikan sangat melimpah.

Pada suatu hari, Toba berniat pergi ke sungai untuk memancing.

"Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumamnya dalam hati.

Seiring dengan berjalannya waktu, tak satu ekor pun ikan yang berhasil dia dapatkan padahal hari hampir gelap. Hal ini terasa aneh karena ini adalah kali pertamanya dia gagal dalam memancing ikan di sungai itu.


Karena waktu yang semakin gelap, hal ini tidak memungkinkan untuk terus memancing. Dengan rasa kesal yang bergejolak dalam hatinya, Toba memutuskan untuk kembali pulang ke rumah tanpa membawa ikan satu ekor pun.

Namun, ketika Toba akan menarik pancing itu dari sungai, tiba-tiba kailnya disambar ikan. Toba yang tadinya putus asa dan merasa kesal jadi bersorak kegirangan. Kegembiraan dan keceriaan yang Toba alami ini karena yang menyambar kail dari pancingannya ini adalah ikan yang memiliki ukuran yang besar.

Pancing yang toba pegang tertarik ke sana kemari tak henti-hentinya sampai akhirnya, pancing itu bisa dia taklukan. Maka terlihatlah seekor ikan dengan ukuran yang besar yang menggelepar-gelepar di ujung tali pancingnya. Ikan itu dengan cepat Toba tarik ke darat agar ikan itu tak terlepas kembali.


Toba sangat takjub melihat warna sisik ikan yang begitu indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan.

Tiba-tiba...

"Tunggu, aku jangan dimakan! Aku bersedia menemani tuan jika tuan tidak jadi memakanku".

Toba sangat terkejut mendengar ikan itu bisa berbicara.

Karena saking terkejutnya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita.

"Bermimpikah aku?" gumam Toba.

"Jangan takut tuan, aku juga manusia seperti tuan. Aku sangat berhutang budi pada pada tuan, karena tuan telah menyelamatkan dan membebaskanku dari kutukan Dewa", kata gadis cantik itu.

"Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istri tuan", kata gadis itu.

"Tapi dengan satu syarat, tuan harus berjanji tidak akan menceritakan kepada siapapun tentang asal usul ku"

"Baiklah, aku berjanji" kata Toba menyanggupi.

Maka, Toba pun berjanji tidak  akan menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu ia langgar maka akan terjadi petaka dahsyat.

sharethisya.blogspot.co.id

Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama Toba.

"Dia mungkin bidadari yang turun dari langit" gumam mereka.

Akhirnya mereka berdua  pun melangsungkan pernikahan dan menjadi pasangan suami istri. Toba merasa sangat bahagia. Sebagai suami yang baik, toba terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet.

Karena ketekunan dan keuletannya, toba hidup tanpa kekurangan. Banyak orang yang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha toba.

"Aku tahu toba pasti memelihara makhluk halus!" kata seseorang kepada temannya.

Hal itu sampai ke telinga toba dan istrinya. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas. Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksa ibunya yang mengantarkan nasi ke ladang.

Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesal pergilah ia mengantarkan nasi itu. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan.

Setibanya diladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si ayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat diantarkan. Oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa.

Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasinya itu. Kesabaran si ayah jadi hilang dan dia pukul anaknya sambil mengatakan

"Anak kurang ajar. Tidak tahu diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!"

Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada ibunya, dia mengadukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua kata-kata cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya diceritakan pula.


Mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu.

Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak segera melakukan perintah ibunya. Dia berlari-lari menuju ke bukit tersebut dan mendakinya.

Ketika tampak oleh sang ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yang dipanjatnya di atas bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari rumah mereka. Ketika dia tiba di tepi sungai, kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar.

Sesaat kemudian, dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itu pun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat. Beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap ke mana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air.

Lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang di kemudian hari dinamakan orang Danau Toba. Sementara itu, pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama Pulau Samosir.

Itulah asal usul dari Danau Toba. Tapi sesungguhnya, kebenaran akan cerita itu masih belum pasti. Namun demikian, dari cerita legenda di atas mengandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Karena akibat buruk yang terlalu memanjakan anak, sebagaimana tampak pada sikap Toba dan istrinya yang terlalu memanjakan anaknya dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang secara berlebihan. Akibatnya, anaknya pun menjadi pemalas.

Serta akibat buruk tidak pandai memelihara amanah. Orang yang tidak pandai memelihara amanah adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Hal inilah yang terjadi pada Toba yang telah mengingkari janji dan sumpahnya dengan mengungkit-ungkit asal-usul istrinya di depan anak mereka. Akibatnya, istrinya pergi menjelma menjadi seekor ikan kembali.



***
Namun, yang terpenting kita sebagai orang Indonesia harus bangga dengan adanya Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata dalam negeri yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara.


Pustaka: Keajaiban Dunia

Mengintip Asal Muasal Dibalik Keindahan Danau Toba

Mengintip Asal Muasal Di Balik Keindahan Danau Toba - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki segudang destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Mulai dari Raja Ampat di Papua hingga Aceh. Tak cukup sampai disitu, masih banyak lagi wisata yang menarik di Indonesia.

Namun, pada kesempatan kali ini sonnyogawa.com akan mengajak pembaca untuk mengintip asal usul dibalik keindahan Danau Toba, baik itu dari versi ilmiah maupun versi legenda.

Mengintip asal muasal dibalik keindahan danau toba

Danau Toba yang terletak di Propinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu danau vulkanik terindah yang dimiliki Indonesia. Dengan luas yang mencapai 1.145 km dan berada diketinggian 900 meter di atas permukaan laut serta memiliki kedalaman kira-kira 450 meter. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Jika dilihat secara ilmiah, terbentuknya danau Toba adalah proses vulkanik yang terjadi akibat adanya letusan supervolcano Gunung Toba sekitar 74.000 tahun silam. Namun, tidak bisa dipungkiri adanya legenda lain yang berkisah tentang terbentuknya danau Toba. Sebagaimana kita ketahui, setiap gunung atau danau di Indonesia biasanya dihiasi dengan cerita legenda dan mitos-mitos tertentu yang menyertainya.

Asal-Usul Danau Toba versi Ilmiah

Asal usul danau toba

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan gunung berapi (supervolcano) yang paling dahsyat dalam sejarah dimuka bumi ini.

Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat.

Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama. Selama 2 minggu debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.

Sebelumnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali. Letusan pertama terjadi sekitar 840 juta tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea.

Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 juta tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat.

Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.

Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

folktalesnusantara.blogspot.com

Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan supervolcano Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.

Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya padang rumput atau sabana. Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim peneliti menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi Danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.

Asal-Usul Danau Toba Versi Legenda

Legenda asal usul danau toba
sharethisya.blogspot.co.id

Alkisah, pada zaman dahulu kala di sebuah desa di wilayah Sumatera, hiduplah seorang petani bernama Toba. Toba hidup menyendiri sebatang kara di sebuah lembah yang subur. Toba rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak cukup luas. Toba bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah.

Bukan hanya menjadi sebagai petani saja, tapi Toba juga sering memancing setelah aktivitas di ladangnya selesai. Toba sangat beruntung dalam hal memancing karena ikan dengan mudah dia dapatkan. Karena di sungai itu ikan sangat melimpah.

Pada suatu hari, Toba berniat pergi ke sungai untuk memancing.

"Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumamnya dalam hati.

Seiring dengan berjalannya waktu, tak satu ekor pun ikan yang berhasil dia dapatkan padahal hari hampir gelap. Hal ini terasa aneh karena ini adalah kali pertamanya dia gagal dalam memancing ikan di sungai itu.


Karena waktu yang semakin gelap, hal ini tidak memungkinkan untuk terus memancing. Dengan rasa kesal yang bergejolak dalam hatinya, Toba memutuskan untuk kembali pulang ke rumah tanpa membawa ikan satu ekor pun.

Namun, ketika Toba akan menarik pancing itu dari sungai, tiba-tiba kailnya disambar ikan. Toba yang tadinya putus asa dan merasa kesal jadi bersorak kegirangan. Kegembiraan dan keceriaan yang Toba alami ini karena yang menyambar kail dari pancingannya ini adalah ikan yang memiliki ukuran yang besar.

Pancing yang toba pegang tertarik ke sana kemari tak henti-hentinya sampai akhirnya, pancing itu bisa dia taklukan. Maka terlihatlah seekor ikan dengan ukuran yang besar yang menggelepar-gelepar di ujung tali pancingnya. Ikan itu dengan cepat Toba tarik ke darat agar ikan itu tak terlepas kembali.


Toba sangat takjub melihat warna sisik ikan yang begitu indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan.

Tiba-tiba...

"Tunggu, aku jangan dimakan! Aku bersedia menemani tuan jika tuan tidak jadi memakanku".

Toba sangat terkejut mendengar ikan itu bisa berbicara.

Karena saking terkejutnya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita.

"Bermimpikah aku?" gumam Toba.

"Jangan takut tuan, aku juga manusia seperti tuan. Aku sangat berhutang budi pada pada tuan, karena tuan telah menyelamatkan dan membebaskanku dari kutukan Dewa", kata gadis cantik itu.

"Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istri tuan", kata gadis itu.

"Tapi dengan satu syarat, tuan harus berjanji tidak akan menceritakan kepada siapapun tentang asal usul ku"

"Baiklah, aku berjanji" kata Toba menyanggupi.

Maka, Toba pun berjanji tidak  akan menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu ia langgar maka akan terjadi petaka dahsyat.

sharethisya.blogspot.co.id

Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama Toba.

"Dia mungkin bidadari yang turun dari langit" gumam mereka.

Akhirnya mereka berdua  pun melangsungkan pernikahan dan menjadi pasangan suami istri. Toba merasa sangat bahagia. Sebagai suami yang baik, toba terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet.

Karena ketekunan dan keuletannya, toba hidup tanpa kekurangan. Banyak orang yang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha toba.

"Aku tahu toba pasti memelihara makhluk halus!" kata seseorang kepada temannya.

Hal itu sampai ke telinga toba dan istrinya. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas. Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksa ibunya yang mengantarkan nasi ke ladang.

Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesal pergilah ia mengantarkan nasi itu. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan.

Setibanya diladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si ayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat diantarkan. Oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa.

Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasinya itu. Kesabaran si ayah jadi hilang dan dia pukul anaknya sambil mengatakan

"Anak kurang ajar. Tidak tahu diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!"

Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada ibunya, dia mengadukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua kata-kata cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya diceritakan pula.


Mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu.

Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak segera melakukan perintah ibunya. Dia berlari-lari menuju ke bukit tersebut dan mendakinya.

Ketika tampak oleh sang ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yang dipanjatnya di atas bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari rumah mereka. Ketika dia tiba di tepi sungai, kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar.

Sesaat kemudian, dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itu pun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat. Beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap ke mana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air.

Lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang di kemudian hari dinamakan orang Danau Toba. Sementara itu, pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama Pulau Samosir.

Itulah asal usul dari Danau Toba. Tapi sesungguhnya, kebenaran akan cerita itu masih belum pasti. Namun demikian, dari cerita legenda di atas mengandung nilai-nilai moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Karena akibat buruk yang terlalu memanjakan anak, sebagaimana tampak pada sikap Toba dan istrinya yang terlalu memanjakan anaknya dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang secara berlebihan. Akibatnya, anaknya pun menjadi pemalas.

Serta akibat buruk tidak pandai memelihara amanah. Orang yang tidak pandai memelihara amanah adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Hal inilah yang terjadi pada Toba yang telah mengingkari janji dan sumpahnya dengan mengungkit-ungkit asal-usul istrinya di depan anak mereka. Akibatnya, istrinya pergi menjelma menjadi seekor ikan kembali.



***
Namun, yang terpenting kita sebagai orang Indonesia harus bangga dengan adanya Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata dalam negeri yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara.


Pustaka: Keajaiban Dunia