Sonny Ogawa

Halaman

    Social Items

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 43

Karya : Stevanus S.P
Cerita Silat Mandarin Karya Stevanus S.P
BEBERAPA perwira bawahan Muyong Beng diam-diam bergidik juga mendengar ucapan panglima mereka itu. Namun mereka harus mempersiapkan pasukan mereka untuk bekerja keras besok pagi, sebab seperti kebiasaannya maka Muyong Beng pasti akan bekerja sampai tuntas, sampai musuh tertumpas.

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 43

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 42

Karya : Stevanus S.P
Cerita Silat Mandarin Karya Stevanus S.P
Bagaimanapun Im Yao mengerahkan ilmu, kekuatan, kecepatan dan pengalamannya, ia sulit lolos dari serangan beruntun itu. Ambil mengertakkan gigi ia berusaha mundur untuk mengurangi tekanan sambil mengerahkan tenaga di pedangnya untuk menangkis. Namun begitu pedangnya bersentuhan dengan pedang Sebun Him, rasanya tersedot oleh angin pusaran yang maha dahsyat, dan pengerahan tenaganyapun tidak berhasil mempertahankan pedangnya. Tak tertahan lagi pedangnya terpental lepas dari tangannya, sementara pedang Sebun Him bukan berhenti tapi terus menerjang tubuhnya.

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 42

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 41

Karya : Stevanus S.P
Cerita Silat Mandarin Karya Stevanus S.P
Cukup tahu diri, Tamtai Au-kha segera memberi aba-aba kepada pasukannya, "Mundur!"

Perintah itu tidak perlu diulangi untuk kedua kalinya. Prajurit-prajurit Ui-ih-kun memang bukan prajurit yang setangguh Hui-liong-kun misalnya, baik dalam kemampuan jasmani maupun dalam hal semangat tempur. Prajurit Ui-ih-kun akan menjadi garang sekali jika mereka mendapat kemenangan, namun jika mereka terperosok ke dalam kesulitan maka semangat mereka dengan gampang akan luntur.

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 41

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 39

Karya : Stevanus S.P
Cerita Silat Mandarin Karya Stevanus S.P
BANTAHAN Tong Lam-hou itu seketika membuat bungkam si tukang pukul bawahan Pakkiong Hok itu. Namun agaknya dia terlalu setia kepada majikan mudanya, sehingga tanpa pikir panjang lagi ia mencabut goloknya dan dibabatnya ke kepala Tong Lam-hou.

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 39

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 38

Karya : Stevanus S.P
Cerita Silat Mandarin Karya Stevanus S.P
TONG LAM-HOU tertawa pendek, tanpa bermaksud mengejek pamannya, tapi dalam suara tertawanya itu terkandung kesinisan terhadap pendapat seperti itu, sahutnya,

"Kita lihat sejarah, selama ratusan tahun dan kita lihat bahwa macam-macam suku bangsa di darat an ini saling menyerang dan saling menjajah, saLing meluaskan daerah dengan merebut daerah bangsa lain. Begitu pula bangsa Han. Di jaman Tong, Song kaisar-kaisar berdarah Han meluaskan daerah ke barat, timur dan selatan, dan untuk itu kita tidak pernah mau disebut 'penjajah' melainkan memakai istilah muluk 'membudayakan suku liar'. Kalau ganti orang Nuchen atau orang Manchu yang berkuasa, kita merasa dijajah merasa penasaran kenapa 'suku liar' menguasai suku kita yang 'beradab' itu adalah sikap yang tidak adil. Sikapmenganqgap diri kita sendiri yang paling beradab dan tidak pernah mau menghargai kebudayaan lain yang kita anggap liar. Jaman dinasti Beng malahan bangsa Han kita lebih serakah lagi, mengirim kapal-kapal perang sampai negeri-negeri jauh di seberang lautan sana."

Pendekar Naga dan Harimau Jilid 38