7 Etos Kerja Profesioanal - Sonny Ogawa

Halaman

    Social Items

Definisi Etos

Etos dalam kamus wikifedia berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Kata Etos sendiri berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.

7 etos kerja Profesional

Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat dan prilaku menonjol yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya.

Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah wilayah atau negara. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. (Baca Menyikapi isu serta mitos terkait aksi buruh)

Dan berikut ini adalah prinsip 7 Etos Kerja Profesioanal :

1. Jadilah Proaktif
Orang yang proaktif melakukan lebih dari sekedar inisiatif. Mereka menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas pilihan-pilihan mereka dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dibandingkan dengan suasana hati atau kondisi.

2. Merujuk pada tujuan akhir.
Individu, keluarga, tim dan organisasi membentuk masa depannya sendiri dengan menciptakan visi mental dan tujuan untuk setiap proyek, besar atau kecil, pribadi atau antar pribadi. Mereka berkomitmen pada prinsip, hubungan, dan tujuan yang paling berarti bagi mereka.

3. Dahulukan yang utama.
Orang yang mendahulukan yang utama, mengorganisasikan dan melaksanakan sesuatu yang merupakan prioritas paling penting mereka. Apapun kondisinya, mereka hidup dan didorong oleh prinsip yang paling mereka anggap bernilai.

4. Berpikir menang­-menang.
Orang yang berpikir menang­-menang memiliki pola pikir dan hati yang mencari manfaat bersama dan juga saling menghargai dalam setiap interaksi. Mereka berpikir dalam keberlimpahan dan kesempatan dalam hal "kita" bukan "saya". Mereka terus-menerus membangun hubungan saling mempercayai dengan orang lain dengan cara melakukan setoran kedalam Rekening Bank Emosi.

5. Berusaha mengerti dahulu, baru di mengerti.
Ketika kita mendengarkan dengan maksud untuk memahami orang lain, bukannya untuk menjawab, kita mulai membangun komunikasi dan hubungan yang sejati.

Kesempatan untuk berbicara lebih terbuka dan untuk lebih di mengerti akan lebih bisa berlangsung alami dan mudah. Berusaha untuk di mengerti membutuhkan tenggang rasa. Berusaha untuk di mengerti membutuhkan keberanian. Efektifitas berada didalam keseimbangan atau campuran dari keduanya.

6. Wujudkan Sinergi.
Orang yang bersinergi mencari alternatif ketiga bersama orang lain - bukan cara saya dan bukan cara Anda, tetapi cara ketiga yang lebih daripada cara masing­-masing yang kita hasilkan. Sinergi adalah buah dari sikap saling menghargai, menghormati, dan merayakan perbedaan masing­-masing. Sinergi adalah tentang memecahkan masalah, menangkap peluang, dan mengatasi perbedaan. Sinergi adalah jenis kerjasama kreatif.

7. Asahlah Gergaji.
Orang yang efektif secara konstan memperbaharui empat wilayah kehidupan dasar mereka, yaitu: wilayah fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual. Hal ini akan meningkatkan kapasitas mereka untuk hidup dalam kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya.

Nah, bagaimana dengan etos kerja kita?

Ini menjadi salah satu tugas kita, karena mau atau tidak, kita harus mengevaluasi pemikiran-pemikiran yang telah kita dapat dan terima. Sebab tindakan, maupun keputusan yang telah atau yang akan kita ambil adalah refleksi dari kondisi pikiran.

Artikel ini terinspirasi ketika penulis pernah mengikuti pelatihan pengembangan SDM dan Organisasi.

7 Etos Kerja Profesioanal

Definisi Etos

Etos dalam kamus wikifedia berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Kata Etos sendiri berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.

7 etos kerja Profesional

Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat dan prilaku menonjol yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya.

Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah wilayah atau negara. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. (Baca Menyikapi isu serta mitos terkait aksi buruh)

Dan berikut ini adalah prinsip 7 Etos Kerja Profesioanal :

1. Jadilah Proaktif
Orang yang proaktif melakukan lebih dari sekedar inisiatif. Mereka menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas pilihan-pilihan mereka dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dibandingkan dengan suasana hati atau kondisi.

2. Merujuk pada tujuan akhir.
Individu, keluarga, tim dan organisasi membentuk masa depannya sendiri dengan menciptakan visi mental dan tujuan untuk setiap proyek, besar atau kecil, pribadi atau antar pribadi. Mereka berkomitmen pada prinsip, hubungan, dan tujuan yang paling berarti bagi mereka.

3. Dahulukan yang utama.
Orang yang mendahulukan yang utama, mengorganisasikan dan melaksanakan sesuatu yang merupakan prioritas paling penting mereka. Apapun kondisinya, mereka hidup dan didorong oleh prinsip yang paling mereka anggap bernilai.

4. Berpikir menang­-menang.
Orang yang berpikir menang­-menang memiliki pola pikir dan hati yang mencari manfaat bersama dan juga saling menghargai dalam setiap interaksi. Mereka berpikir dalam keberlimpahan dan kesempatan dalam hal "kita" bukan "saya". Mereka terus-menerus membangun hubungan saling mempercayai dengan orang lain dengan cara melakukan setoran kedalam Rekening Bank Emosi.

5. Berusaha mengerti dahulu, baru di mengerti.
Ketika kita mendengarkan dengan maksud untuk memahami orang lain, bukannya untuk menjawab, kita mulai membangun komunikasi dan hubungan yang sejati.

Kesempatan untuk berbicara lebih terbuka dan untuk lebih di mengerti akan lebih bisa berlangsung alami dan mudah. Berusaha untuk di mengerti membutuhkan tenggang rasa. Berusaha untuk di mengerti membutuhkan keberanian. Efektifitas berada didalam keseimbangan atau campuran dari keduanya.

6. Wujudkan Sinergi.
Orang yang bersinergi mencari alternatif ketiga bersama orang lain - bukan cara saya dan bukan cara Anda, tetapi cara ketiga yang lebih daripada cara masing­-masing yang kita hasilkan. Sinergi adalah buah dari sikap saling menghargai, menghormati, dan merayakan perbedaan masing­-masing. Sinergi adalah tentang memecahkan masalah, menangkap peluang, dan mengatasi perbedaan. Sinergi adalah jenis kerjasama kreatif.

7. Asahlah Gergaji.
Orang yang efektif secara konstan memperbaharui empat wilayah kehidupan dasar mereka, yaitu: wilayah fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual. Hal ini akan meningkatkan kapasitas mereka untuk hidup dalam kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya.

Nah, bagaimana dengan etos kerja kita?

Ini menjadi salah satu tugas kita, karena mau atau tidak, kita harus mengevaluasi pemikiran-pemikiran yang telah kita dapat dan terima. Sebab tindakan, maupun keputusan yang telah atau yang akan kita ambil adalah refleksi dari kondisi pikiran.

Artikel ini terinspirasi ketika penulis pernah mengikuti pelatihan pengembangan SDM dan Organisasi.