Sajak tanpa judul - Sonny Ogawa

Halaman

    Social Items

Wahai hati yang sedang gelisah, berikan sedikit waktu mu untuk membaca sajak dari hatiku. Sajak yang kutulis karena kebenciannya kepadaku, yang tak bisa menyampaikan apa yang ia inginkan.

Hatiku tau kau sedang gelisah dan sedih. Bukan karena aku pintar menerka. Walau sekuat apapun kemampuan ku menerka, takkan mampu aku menebak isi hati mu.Namun sorot mata mu begitu jelas terbaca oleh hatiku.

Maka dari itu ajaklah sejenak hatimu bicara, apa benar dugaan hati ku?
Sungguh, jika aku bisa.melepaskan hatiku, ingin sekali rasanya aku lepaskan, agar ia puas bicara dengan hatimu. Tapi sungguh aku tak mampu

Wahai hati yang kucintai.., Aku tak mungkin membiarkan hatiku pergi sendiri, karena aku tau ia pasti akan terluka. Maka dari itu, aku tulis sajak ini untuk hatimu.

Wahai engkau yang memiliki hati,..Taukah engkau, bahwa setiap hari hatiku menjerit? bukan karena aku menyakitinya, tapi ia menyakiti dirinya sendiri. Mengharapkan bertemu dengan hatimu yang tak pernah kunjung bersua.

Aku yakin kau juga tak tau akan hatiku yang selalu bernyanyi sedih saat mendengar hatimu telah dimiliki oleh hati yang lain. Apakah aku harus menyalahkan dan membencimu wahai wanita yang kucintai?

Terkadang hatiku mengira bahwa kau dan hatimu datang kepadaku untuk menyapa lembut hatiku itu. Tetapi ternyata, penantian ini sudah tak berarti lagi.

Wahai engkau, sang pemilik hati, sekarang tak perlu kau risaukan lagi terhadap hatiku. Tetapkanlah hatimu untuk dia yang kau cinta, yang bisa membuat kau dan hatimu bahagia.
Tadi pagi hatiku telah berjanji, akan berusaha pergi dari hatimu, Agar engkau tenang dalam lena dan jaga mu.
Sajak ini, hanya sebuah permohonan maaf dari hatiku, yang ingin berpamitan kepadamu.

Wahai hati yang aku sayangi, Hatiku berkata, ia menyerah mengetuk pintu hatimu, ia akan pergi berlalu dari taman cinta itu, dan mencoba melangkah melanjutkan perjalanan..

Wahai hati yang kucintai…
Jika ia telah jauh berlalu, maka ingatlah..Bahwa dulu hingga kini, ia adalah pemujamu, ia adalah hati yang selalu menunggu dan mengharapkan kehadiran di hatimu..





Sajak tanpa judul

Wahai hati yang sedang gelisah, berikan sedikit waktu mu untuk membaca sajak dari hatiku. Sajak yang kutulis karena kebenciannya kepadaku, yang tak bisa menyampaikan apa yang ia inginkan.

Hatiku tau kau sedang gelisah dan sedih. Bukan karena aku pintar menerka. Walau sekuat apapun kemampuan ku menerka, takkan mampu aku menebak isi hati mu.Namun sorot mata mu begitu jelas terbaca oleh hatiku.

Maka dari itu ajaklah sejenak hatimu bicara, apa benar dugaan hati ku?
Sungguh, jika aku bisa.melepaskan hatiku, ingin sekali rasanya aku lepaskan, agar ia puas bicara dengan hatimu. Tapi sungguh aku tak mampu

Wahai hati yang kucintai.., Aku tak mungkin membiarkan hatiku pergi sendiri, karena aku tau ia pasti akan terluka. Maka dari itu, aku tulis sajak ini untuk hatimu.

Wahai engkau yang memiliki hati,..Taukah engkau, bahwa setiap hari hatiku menjerit? bukan karena aku menyakitinya, tapi ia menyakiti dirinya sendiri. Mengharapkan bertemu dengan hatimu yang tak pernah kunjung bersua.

Aku yakin kau juga tak tau akan hatiku yang selalu bernyanyi sedih saat mendengar hatimu telah dimiliki oleh hati yang lain. Apakah aku harus menyalahkan dan membencimu wahai wanita yang kucintai?

Terkadang hatiku mengira bahwa kau dan hatimu datang kepadaku untuk menyapa lembut hatiku itu. Tetapi ternyata, penantian ini sudah tak berarti lagi.

Wahai engkau, sang pemilik hati, sekarang tak perlu kau risaukan lagi terhadap hatiku. Tetapkanlah hatimu untuk dia yang kau cinta, yang bisa membuat kau dan hatimu bahagia.
Tadi pagi hatiku telah berjanji, akan berusaha pergi dari hatimu, Agar engkau tenang dalam lena dan jaga mu.
Sajak ini, hanya sebuah permohonan maaf dari hatiku, yang ingin berpamitan kepadamu.

Wahai hati yang aku sayangi, Hatiku berkata, ia menyerah mengetuk pintu hatimu, ia akan pergi berlalu dari taman cinta itu, dan mencoba melangkah melanjutkan perjalanan..

Wahai hati yang kucintai…
Jika ia telah jauh berlalu, maka ingatlah..Bahwa dulu hingga kini, ia adalah pemujamu, ia adalah hati yang selalu menunggu dan mengharapkan kehadiran di hatimu..